
Wacana efisiensi anggaran negara di tengah ketegangan ekonomi global mendapat sorotan tajam dari DNIKS. Lembaga yang konsen pada isu kesejahteraan sosial ini memperingatkan agar pemerintah tidak menempuh jalan pintas dengan mengurangi anggaran yang ditujukan bagi kelompok rentan.
Wakil Ketua Umum DNIKS menyebut bahwa tekanan inflasi, melemahnya nilai tukar, serta meningkatnya harga kebutuhan pokok telah membuat kehidupan kelompok masyarakat miskin makin sulit.
“Kalau pemerintah ikut memotong subsidi dan bantuan, maka mereka ini bisa makin terpuruk. Negara bisa kehilangan kepercayaan publik,” katanya.
DNIKS menggarisbawahi bahwa berbagai program sosial seperti PKH, bantuan disabilitas, dan perlindungan lansia bukan sekadar program tahunan, tetapi merupakan simbol keberpihakan negara pada rakyat kecil.
Ia juga menyayangkan jika pemerintah hanya melihat anggaran sosial sebagai beban fiskal. “Ini investasi jangka panjang dalam ketahanan sosial dan moral bangsa,” tegasnya.
DNIKS mengusulkan pendekatan multi-sektor untuk mempertahankan keberlangsungan anggaran sosial, seperti kemitraan dengan dunia usaha, penguatan peran CSR, serta penguatan lembaga filantropi.
Dalam penutupnya, ia menegaskan, “Krisis bisa datang dan pergi, tapi martabat manusia harus tetap dijaga.”