
masjid darul ulum
Bioclimatic Community Mosque of Pamulang atau Masjid Darul Ulum adalah Masjid yang berada di area Universitas Pamulang, Tangerang Selatan ini merupakan Masjid yang dirancang oleh RAD+ar dengan mengusung konsep Bioclimatic Community Mosque.
Masjid ini memiliki luas bangunan sekitar 1.200m² dan diresmikan pada tahun 2020, Masjid Darul Ulum Universitas Pamulang menjadi salah satu masjid unik yang berada di Tangerang Selatan. Masjid Darul Ulum memiliki desain yang unik dan sangat modern meski dibangun tanpa kubah seperti masjid pada umumnya.


Masjid ini didirikan di lingkungan yang memiliki suhu cukup panas namun tetap sejuk tanpa bantuan AC, Karena dibangun menggunakan lebih dari 30.000 bata rooster yang dibuat secara manual oleh masyarakat setempat. Penggunaan material bata roster ini membuat sirkulasi udara ke dalam masjid menjadi lebih baik dan sejuk. Selain itu penggunaan bata rooster juga memberikan pencahayaan serta ventilasi angin yang memadai namun tetap menjaga privasi, Hal ini yang menjadikan Masjid Darul Ulum Universitas Pamulang menjadi salah satu masjid yang ramah lingkungan (eco green building).
Disamping itu, yang membuat Universitas Pamulang bangga karena Masjid Darul Ulum Pamulang masuk dalam The Winners of 4th Cycle of Abdullatif Alfozan Award for Mosque Architecture atau Arsitektur Masjid Terbaik di Dunia. Dimana terdapat 22 proyek masjid yang terpilih masuk ke dalam nominasi tersebut.
The 4rd International Conference on Mosque Architecture diselenggarakan oleh Penghargaan Abdullatif Alfozan untuk Arsitektur Masjid dan Sekolah Tinggi Arsitektur di Universitas Kuwait, Konferensi Internasional ke-3 tentang Arsitektur Masjid diadakan di Kuwait pada 11-13 November 2022. Dengan tema “Masjid: bangunan lintas budaya,” 101 arsitek berpartisipasi dalam edisi tahun ini, menampilkan desain canggih mereka dan bagaimana mereka menata ulang bangunan keagamaan dalam konteks yang lebih kontemporer, dengan mempertimbangkan pentingnya komunitas, privasi, signifikansi religiusnya, dan lingkungan.
Konferensi Internasional tentang Arsitektur Masjid (ICMA) ini bertujuan untuk mendorong karya penelitian tentang arsitektur masjid, dan berfungsi sebagai platform profesional untuk semua pakar dan spesialis dari disiplin tersebut.



Bersamaan dengan konferensi, juri yang diketuai oleh arsitek Rasem Badran, anggota juri termasuk arsitek Emre Arolat (Turki), arsitek Kashif Chowdhury (Bangladesh), seniman Ahmad Mostapha (Inggris Raya), dan sosiolog Sari Hanafi (Prancis) akan mengulas 22 daftar pendek proyek selama rentang waktu tiga hari. Proyek didistribusikan di 4 benua dan 17 negara di seluruh dunia. Menjelang pertemuan, 22 portofolio terperinci disiapkan oleh 10 pengkaji teknis, yang telah mengunjungi masjid dan bertemu dengan semua arsitek. Portofolio tersebut dipresentasikan kepada para juri di Kuwait, yang telah menyusun daftar kriteria dengan berbagai pertimbangan untuk memilih desain pemenang. Kriteria tersebut meliputi konektivitas masjid dengan lingkungan sekitar, evolusi bentuk baru, resonansi struktur perkotaan,
The Abdullatif Alfozan Award for Mosque Architecture adalah penghargaan arsitektur tiga tahunan yang didirikan pada tahun 2011 di Arab Saudi oleh Sheikh Abdullatif bin Ahmad Alfozan untuk memberikan penghargaan kepada desain arsitektur masjid terbaik, dalam proses untuk mengembangkan arsitektur masjid di seluruh dunia, dan saat ini sedang menyelesaikan yang ke-4 siklus penghargaan (2020-2023).

Perlu diketahui bahwa master juri internasional mengadakan pertemuan virtual pertamanya pada Februari 2022 lalu, di mana juri meninjau daftar panjang 201 masjid yang dinominasikan dari 70 negara, 6 konten dari siklus ke-4 (2020-2023) dari penghargaan tersebut, dan juri menyimpulkan pertemuan pertama mereka dengan 22 masjid, yang ditinjau minggu lalu di Kuwait.
22 masjid terpilih untuk siklus ke-4 ini adalah:
