By LIES TSIQOYATI ROHMAH for nusantarasatu.com
–
Tangerang Selatan, 10 Januari 2025 – Perkembangan teknologi yang pesat, khususnya dalam bidang kecerdasan buatan (AI) dan robotika, telah membawa perubahan signifikan dalam dunia industri. Pada tahun 2050, banyak yang memprediksi bahwa robot akan menjadi komponen utama dalam berbagai proses produksi, pengelolaan sistem, dan pengambilan keputusan berbasis data.
Kehadiran teknologi ini jelas akan mengubah cara industri beroperasi, tetapi muncul pertanyaan penting: apakah robot akan sepenuhnya menggantikan peran insinyur dalam bidang teknik industri?
Pada dasarnya, robot dan AI dirancang untuk menggantikan tugas-tugas repetitif, berisiko tinggi, atau yang memerlukan presisi tinggi. Dalam konteks teknik industri, ini mencakup optimasi proses produksi, pemantauan sistem secara real-time, dan analisis data dalam skala besar.
Namun, peran insinyur tidak hanya terbatas pada eksekusi teknis. Insinyur memiliki kemampuan unik untuk merancang sistem, mengintegrasikan berbagai elemen teknologi, membuat keputusan strategis, dan mempertimbangkan aspek manusia, seperti ergonomi, keberlanjutan, dan keselamatan kerja. Aspek-aspek ini membutuhkan kreativitas, intuisi, dan empati hal-hal yang masih sulit direplikasi oleh robot, betapapun canggihnya teknologi yang digunakan.
Meski begitu, peran insinyur masa depan akan berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Insinyur akan dituntut untuk memiliki keterampilan yang lebih kompleks, seperti pemrograman, analisis data, desain sistem berbasis AI, serta kemampuan untuk bekerja sama dengan teknologi robotika.
Kolaborasi antara manusia dan mesin akan menjadi norma baru. Robot akan menjalankan tugas-tugas operasional dengan efisiensi tinggi, sementara insinyur akan fokus pada pengambilan keputusan strategis, pengembangan inovasi, dan penyelesaian masalah yang tidak terstruktur.
Dengan kata lain, insinyur tidak lagi menjadi pelaku utama dalam operasional sehari-hari, tetapi lebih sebagai pengelola, inovator, dan pemimpin dalam implementasi teknologi.
Selain itu, kehadiran teknologi cerdas juga membuka peluang baru dalam teknik industri. Dengan memanfaatkan AI dan robotika, insinyur dapat menciptakan solusi yang lebih efisien dan berkelanjutan, mengurangi limbah, meningkatkan produktivitas, dan mendukung inisiatif keberlanjutan.
Namun, ini juga menghadirkan tantangan baru, seperti memastikan bahwa teknologi digunakan secara etis, aman, dan inklusif. Insinyur masa depan harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang etika teknologi, dampak sosial, dan cara mengelola perubahan dalam organisasi yang semakin terotomatisasi.
Dengan demikian, alih-alih menggantikan, robot dan AI kemungkinan besar akan menjadi mitra kerja yang tak terpisahkan bagi insinyur pada tahun 2050. Transformasi ini bukanlah ancaman, melainkan peluang bagi insinyur untuk memperluas keahliannya, memanfaatkan teknologi untuk menciptakan nilai baru, dan mengambil peran yang lebih strategis dalam industri.
Masa depan teknik industri akan ditentukan oleh bagaimana manusia dan teknologi bekerja sama, menggabungkan keunggulan masing-masing untuk mendorong kreativitas, efisiensi, dan keberlanjutan di dunia yang semakin terotomatisasi.
–