
Ilustrasi Tupperware (foto : tupperware)
Apa itu Tupperware dan Mengapa Mengalami Kebangkrutan?
Tupperware adalah alat rumah tangga yang sangat dicintai oleh kalangan ibu-ibu. Bahkan para ibu akan meluapkan emosi sampai memberikan sanksi jikalau tupperwarenya dihilangkan oleh anggota keluarganya sendiri. Karena tupperware merupakan perlengkapan yang sangat praktis untuk kebutuhan pribadi maupun rumah tangga.
Dalam sejarah tupperware pertama kali dikenalkan oleh seorang ahli kimia dan pebisnis yang bernama Earl Silas Tupper pada tahun 1946. Pada saat itu, Tupper sedang bereksperimen dengan plastik. Ia mengubahnya menjadi plastik yang dapat dicetak dengan pemakaian yang fleksibel dan tahan lama. Selanjutnya tupper membuat tutup plastik yang kedap udara untuk plastik yang dapat digunakan untuk menyimpan dan membuat makanan tetap segar meski dimasukkan didalam kulkas. Sampai kini produk tersebut disukai banyak orang dan dikenal semua orang dengan sebutan tupperware
Namun, baru-baru ini ada kabar tidak mengenakan datang dari perusahaan tupperware yang dikabarkan tengah berada diambang kebangkrutan. Dari Pihak perusahaan Tupperware mereka menjelaskan bahwa saat ini tengah mengalami penurunan pada kinerja pada keuangan dan keterlambatan merilis laporan keuangan perusahaan bahkan perusahaan mempunyai keraguan yang cukup besar jika bisnis ini tetap dijalankan. Saat ini pihak perusahaan telah melibatkan penasihat keuangan serta melakukan penggalangan dana untuk memperbaiki struktur pada permodalan perusahaan. Bukan hanya itu, saham Tupperware sendiri diketahui telah anjlok sebesar 68 persen sejak awal 2023 dan berpontensi delisting karena belum merilis laporan tahunan.

Strategi Apa Yang Akan Dilakukan Perusahaan Dalam Mengatasi Kesulitan Keuangan & Menghindari Kebangkrutan?
Saat ini pihak perusahaan tengah melakukan segala upaya dalam memperbaiki struktur modal dan likuiditas jangka pendek, serta merekrut penasihat keuangan untuk membantu dalam mencari investor dan mitra potensial.
Miguel Fernandez selaku CEO Tupperware Brands mengungkapkan bahwa “Perusahaan tengah melakukan segala upaya untuk mengurangi dampak atas kejadian yang terjadi baru-baru ini. Kami juga mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan segera memperbaiki posisi keuangan kami”.
Tupperware juga mengatakan tengah meninjau portofolio real estatnya, untuk mendapatkan suntikan dana dari pihak investor.