
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengadakan pertemuan bilateral untuk membahas sejumlah isu strategis, termasuk persoalan batas negara dan kerja sama di bidang pendidikan. Pertemuan ini menandai komitmen kedua negara dalam mempererat hubungan diplomatik dan memperkuat stabilitas kawasan.
Salah satu isu utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah masalah perbatasan darat dan maritim yang hingga kini masih menyisakan beberapa titik belum terselesaikan. Kedua pemimpin menyepakati perlunya dialog lanjutan yang konstruktif dan damai untuk menyelesaikan sengketa tersebut secara adil dan saling menguntungkan.
Di luar isu geopolitik, Presiden Prabowo dan PM Anwar juga menyoroti pentingnya kerja sama dalam pembangunan sumber daya manusia, terutama di wilayah perbatasan. Sebagai langkah konkret, mereka menggagas pendirian Community Learning Center (CLC), yaitu pusat pembelajaran komunitas yang akan dibangun di area perbatasan Indonesia-Malaysia.
Community Learning Center ini dirancang untuk memberikan akses pendidikan kepada anak-anak pekerja migran Indonesia yang tinggal di Malaysia, serta komunitas lokal yang kesulitan mendapatkan layanan pendidikan formal. Kedua negara menyadari bahwa pendidikan merupakan kunci untuk menciptakan generasi yang tangguh dan siap menghadapi tantangan global.
“Pendidikan adalah jembatan bagi masa depan yang lebih baik. Melalui pendirian pusat-pusat pembelajaran komunitas, kita ingin memastikan tidak ada anak Indonesia yang tertinggal dalam hal akses terhadap ilmu pengetahuan, meski tinggal jauh dari pusat kota,” ujar Presiden Prabowo dalam konferensi pers bersama.
PM Anwar Ibrahim menyambut baik inisiatif ini dan menegaskan bahwa Malaysia siap mendukung penuh kerja sama lintas batas dalam bidang pendidikan dan sosial. Ia juga menekankan pentingnya membina hubungan yang harmonis antara rakyat kedua negara.
Pertemuan ini mencerminkan semangat baru dalam diplomasi Indonesia-Malaysia di bawah kepemimpinan Prabowo dan Anwar. Dengan menyeimbangkan kepentingan strategis dan kemanusiaan, kedua pemimpin berharap dapat menciptakan kawasan yang aman, sejahtera, dan berkeadilan bagi semua pihak.