
Tak berhenti pada isu perbatasan dan pendidikan, pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim juga membuka peluang kolaborasi baru di sektor yang digemari lintas generasi: olahraga.
Kedua pemimpin menilai olahraga sebagai jembatan yang kuat untuk membangun rasa persaudaraan, terutama di kalangan anak muda. Dalam diskusi hangat mereka, muncul wacana untuk menghidupkan kembali kejuaraan bersama antara Indonesia dan Malaysia—baik di tingkat pelajar, komunitas, hingga nasional.
“Olahraga bukan hanya kompetisi, tapi juga alat pemersatu. Anak muda kita harus saling kenal bukan hanya lewat media sosial, tapi juga lewat lapangan sepak bola, gelanggang silat, atau kejuaraan bulu tangkis,” ujar Presiden Prabowo.
PM Anwar juga menanggapi dengan semangat serupa. Ia mengusulkan agar kedua negara menjajaki penyelenggaraan Turnamen Persahabatan Tahunan, yang melibatkan cabang olahraga favorit seperti sepak bola, bulu tangkis, dan e-sport.
Wacana ini pun disambut antusias oleh komunitas olahraga di kedua negara. Beberapa tokoh seperti legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat, dan atlet Malaysia Lee Chong Wei, memberikan respons positif terhadap potensi ini.
“Ini inisiatif bagus. Dulu, semangat persaingan Indonesia-Malaysia di bulu tangkis sangat memicu perkembangan atlet muda. Kalau itu bisa dibawa kembali dalam semangat persahabatan, hasilnya akan luar biasa,” ujar Taufik dalam unggahan media sosialnya.
Sport Diplomacy: Soft Power yang Kuat
Dengan kolaborasi di bidang olahraga, Indonesia dan Malaysia tak hanya mempererat hubungan diplomatik, tapi juga membangun ekosistem soft power yang memperkuat pengaruh kawasan ASEAN secara kolektif.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bahkan mulai menyiapkan program pertukaran atlet muda dan pelatih sebagai tindak lanjut dari hasil pertemuan kedua pemimpin.
Tak tertutup kemungkinan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, kita akan menyaksikan gelaran akbar olahraga bersama Indonesia-Malaysia yang tidak hanya menghadirkan kompetisi, tetapi juga pertunjukan budaya, musik, dan kolaborasi komunitas.
Pertemuan Prabowo dan Anwar menunjukkan bahwa diplomasi bisa dibangun lewat banyak jalur: dari meja negosiasi, ruang kelas, hingga lapangan olahraga. Dan semuanya menuju satu arah—kawasan yang damai, sejahtera, dan penuh semangat muda.