
Penggunaan pupuk kimia pada pertanian (Foto:Kompas)
Penulis : Tasya Nia Triani Batee
Pertanian modern telah mencapai tingkat produktivitas yang mengagumkan, sebagian besar berkat penggunaan pupuk kimia. Namun, di balik hasil panen yang melimpah, tersembunyi ancaman serius bagi kesehatan tanah, lingkungan, dan bahkan manusia. Penggunaan pupuk kimia yang tidak terkendali telah membawa kita pada titik kritis, di mana kita harus mempertimbangkan kembali praktik pertanian yang selama ini kita lakukan.
Adapun Beberapa contoh kasus nyata bahwa penggunaan pupuk kimia berlebih menyebabkan masalah termasuk kesehatan manusia:
- Kerusakan Struktur Tanah:
Pupuk kimia, terutama yang berbasis garam, menyebabkan penumpukan garam yang merusak struktur tanah. Tanah menjadi padat, keras, dan sulit menyerap air, menghambat pertumbuhan akar tanaman. Contohnya, di wilayah pesisir Jawa, penumpukan garam telah menyebabkan lahan sawah menjadi tidak produktif.
- Degradasi Tanah di Lahan Pertanian Intensif:
Di banyak wilayah pertanian intensif, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan telah menyebabkan penurunan kesuburan tanah, peningkatan erosi, dan penurunan hasil panen
- Ketidakseimbangan pH Tanah:
Perubahan pH tanah akibat pupuk kimia mengganggu aktivitas mikroorganisme tanah yang penting bagi kesuburan. Mikroorganisme ini berperan dalam siklus nutrisi dan perlindungan tanaman dari penyakit. Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa lahan pertanian di Indonesia mengalami penurunan pH yang signifikan dalam 10 tahun terakhir.
- Pencemaran Lingkungan:
Nitrogen dan fosfor dari pupuk kimia mencemari sumber air, menyebabkan eutrofikasi di perairan. Pertumbuhan alga yang berlebihan mengurangi oksigen, membunuh ikan dan organisme air lainnya. Sungai Citarum, sebagai contoh nyata, telah mengalami pencemaran parah akibat limbah pertanian.
- Hilangnya Keanekaragaman Hayati Tanah:
Penggunaan pupuk kimia mengurangi keanekaragaman mikroorganisme tanah, yang penting untuk kesuburan dan kesehatan tanah. Penelitian dari LIPI menunjukkan bahwa lahan pertanian intensif memiliki keanekaragaman mikroba tanah yang jauh lebih rendah dibandingkan lahan pertanian organik.
- Residu Berbahaya:
Residu bahan kimia pada hasil panen menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia. Studi dari BPOM menemukan residu pestisida dan logam berat pada sayuran dan buah-buahan yang dijual di pasar tradisional.
- Pencemaran Air Tanah oleh Nitrat di Daerah Pertanian:
Di beberapa daerah pertanian, kadar nitrat dalam air tanah telah melebihi batas yang aman untuk dikonsumsi manusia, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti sindrom bayi biru.
- Risiko Kesehatan Manusia:

Alternatif pertanian dalam penggunaan pupuk:
- Pupuk Organik:
Pupuk kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau meningkatkan kesuburan tanah secara alami, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan keanekaragaman hayati tanah. Cara membuat pupuk kompos sederhana di rumah dapat di lakukan dengan menumpuk sisa sayuran, buah buahan, dan daun daunan.
- Pertanian Berkelanjutan:
Rotasi tanaman, penanaman penutup tanah, dan agroforestri mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Contohnya, sistem tumpang sari antara jagung dan kacang-kacangan meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi kebutuhan pupuk nitrogen.
- Penggunaan Pupuk yang Tepat:
Uji tanah secara berkala dan penggunaan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan oleh ahli pertanian. Teknologi pertanian presisi, seperti sensor tanah dan aplikasi pemupukan berbasis GPS, membantu petani menggunakan pupuk secara efisien.

Dengan banyaknya berbagai masalah lingkungan dan juga kesehatan manusia akibat penggunaan pupuk kimia berlebih. Oleh karena itu, pemerintah berperan penting dalam mengatasi masalah ini. Berikut ialah peran pemerintah dalam mengatasi masalah pupuk kimia yang berlebihan:
1. Regulasi dan Kebijakan:
- Penyusunan Standar Penggunaan Pupuk: Pemerintah dapat menetapkan standar penggunaan pupuk yang aman dan berkelanjutan, serta membatasi penggunaan pupuk kimia yang berbahaya.
- Pengawasan dan Penegakan Hukum: Pemerintah perlu melakukan pengawasan terhadap penggunaan pupuk di lapangan dan memberikan sanksi tegas bagi pelanggar aturan.
- Insentif untuk Pertanian Organik: Pemerintah dapat memberikan insentif, seperti subsidi atau bantuan teknis, kepada petani yang beralih ke pertanian organik atau menggunakan pupuk hayati.
2. Edukasi dan Penyuluhan:
- Penyuluhan Pertanian: Pemerintah dapat menyelenggarakan penyuluhan pertanian untuk memberikan edukasi kepada petani tentang praktik penggunaan pupuk yang tepat dan efisien.
- Sosialisasi Teknologi Pertanian: Pemerintah dapat mempromosikan penggunaan teknologi pertanian yang ramah lingkungan, seperti sistem irigasi tetes atau penggunaan sensor tanah, yang dapat mengurangi penggunaan pupuk.
3. Penelitian dan Pengembangan:
- Penelitian Pupuk Hayati: Pemerintah dapat mendukung penelitian dan pengembangan pupuk hayati atau pupuk organik yang lebih ramah lingkungan.
- Pengembangan Varietas Tanaman: Pemerintah dapat mengembangkan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit, sehingga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
4. Pengelolaan Limbah Pertanian:
- Pengolahan Limbah: Pemerintah dapat memfasilitasi pembangunan fasilitas pengolahan limbah pertanian untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk yang berlebihan.
- Pemanfaatan Limbah: Pemerintah dapat mendorong pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organik atau kompos.
5. Subsidi Pupuk yang Tepat Sasaran:
- Evaluasi Subsidi: Pemerintah perlu mengevaluasi kebijakan subsidi pupuk agar tepat sasaran dan tidak mendorong penggunaan pupuk yang berlebihan.
- Diversifikasi Subsidi: Pemerintah dapat mendiversifikasi subsidi dengan memberikan subsidi untuk pupuk hayati atau pupuk organik.

Dengan menjalankan peran-peran tersebut secara efektif, pemerintah dapat membantu mengurangi masalah penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan mendorong praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.
Kita tidak bisa lagi mengabaikan dampak buruk pupuk kimia berlebih. Saatnya beralih ke praktik pertanian yang lebih berkelanjutan, yang menjaga kesehatan tanah, lingkungan, dan manusia. Mari kita dukung petani yang menerapkan pertanian organik dan berkelanjutan, dan mendorong pemerintah untuk membuat regulasi yang lebih ketat mengenai penggunaan pupuk kimia. Masa depan pertanian kita ada di tangan kita.