nusantarasatu.com – Jakarta Selatan, 22 Desember 2024 – Untuk pertama kalinya di Indonesia, Festival Matematika untuk siswa tunanetra berhasil diselenggarakan oleh Yayasan Mitra Netra. Acara tersebut diadakan di Saung Yayasan Mitra Netra, Jalan Gunung Balong II No. 58, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 12 Desember 2024. Diikuti oleh 40 siswa tunanetra dari berbagai tingkat, mulai dari tingkat SD, SMP, dan juga SMA, baik dari yang menempuh pendidikan di sekolah reguler maupun sekolah khusus.
Sebanyak 40 siswa dibagi menjadi empat kelompok; Kelompok Geometri, Kelompok Bilangan, Kelompok Aritmatika, dan Kelompok Matriks. Masing-masing akan difasilitasi oleh satu orang ahli pembelajaran matematika siswa tunanetra; Ari hendarno dari Program studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Jakarta, Lisda Fitriana Masitoh dari Program Studi Teknik Informatika Universitas Pamulang, Indah Lutfiah dan Eviana Rizky, ahli pembelajaran matematika siswa tunanetra Mitra Netra.
Festival Matematika ini turut didukung oleh Liliane Fonds dan NLR Indonesia, partner internasional Mitra Netra, sebagai upaya untuk meningkatkan minat siswa tunanetra dalam belajar matematika. Dengan diadakannya festival ini, para siswa tunanetra menikmati kegembiraan belajar matematika, karena para fasilitator menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan menggunakan alat peraga yang tepat, sehingga siswa tunanetra dapat memahami konsep matematika dengan mudah, dan mampu menjawab kuis yang diberikan dengan tepat.
Menurut Kabag Humas Yayasan Mitra Netra, Aria Indrawati, siswa tunanetra yang menempuh pendidikan di sekolah reguler, sering kali tidak dapat mengikuti pelajaran matematika dengan baik, karena guru matematika sekolah reguler tidak memahami penyesuaian yang diperlukan dalam mengajarkan matematika pada siswa tunanetra.
“Tujuan penyelenggaraan festival ini adalah untuk meningkatkan minat siswa tunanetra dalam mempelajari matematika. Matematika mengajarkan siswa untuk berpikir sistematis, logis, dan analitis. Keterampilan ini sangat diperlukan ketika mereka melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan berkarir di dunia kerja. Dengan memiliki kemampuan berpikir logis, sistematis dan analitis, tunanetra akan lebih kompetitif di dunia kerja dan memiliki peluang karir yang lebih luas”, ungkapnya.
Mitra Netra telah mengembangkan metode pembelajaran matematika yang sesuai untuk siswa tunanetra selama lebih dari 20 tahun. Dari yang selama ini menggunakan gambar untuk menjelaskan konsep matematika seperti bangun geometri, konsep bilangan, matriks, membuat aneka grafik, dll, diganti dengan alat peraga yang dapat diperagakan langsung oleh siswa tunanetra dengan indera perabaan mereka. Alat peraga matematika pun dapat dibuat dari bahan-bahan yang digunakan sehari-hari, seperti kardus/karton, styrofoam, kertas HVS, kertas origami, lidi, stik ice cream, dadu, kancing, dsb.
Namun, ada juga alat peraga matematika yang dibuat oleh pabrik yang dapat dibeli di workshop khusus untuk alat bantu tunanetra, diantaranya geo board untuk menggambarkan grafik, serta geometry set untuk memperagakan bangun geometri.
Konsep matematika yang diajarkan adalah yang membutuhkan metode pembelajaran khusus, yang dapat dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, siswa akan memahaminya dengan lebih mudah, juga dapat menciptakan dan memperagakan konsep matematika dengan alat peraga dari hasil karya mereka sendiri.
Setelah proses pembelajaran, para siswa mendapat tugas untuk mengerjakan “projek mini”, yaitu menciptakan sesuatu yang berkaitan dengan konsep matematika menggunakan bahan-bahan yang disediakan oleh panitia. Setelah selesai, mereka diminta untuk mempresentasikan hasil karya mereka pada kelompok masing-masing. Kemudian, para siswa pun juga ditantang untuk menjawab kuis dari para fasilitator. Jika dapat menjawabnya dengan benar, mereka akan mendapatkan hadiah yang menarik sebagai bukti keberhasilan mengikuti Festival Matematika.
Mitra Netra juga menciptakan aplikasi MathMBC, sebuah aplikasi yang khusus diciptakan untuk mendukung pembelajaran matematika untuk siswa tunanetra. MathMBC yang dirilis pada 2019, M.N.G. Mani, CEO International Council of Education for People With Visual Impairment (ICEVI), sebuah jaringan global yang mengupayakan peningkatan akses dan kualitas pendidikan tunanetra di dunia, mengatakan bahwa MathMBC adalah software untuk mendukung pendidikan matematika tunanetra pertama di dunia.
MathMBC memiliki dua fitur utama. Pertama, Terjemahan Maju (forward translation), yang mengubah tulisan bahasa matematika dalam format cetak tinta menjadi format Braille. Fitur ini digunakan untuk mencetak buku pembelajaran matematika serta lembar kerja dan lembar evaluasi pelajaran matematika dalam huruf Braille. Kedua, Terjemahan Mundur (backword translation), yang mengubah tulisan bahasa matematika dalam format Braille kembali ke format tulisan cetak tinta. Fitur ini memungkinkan guru matematika sekolah reguler yang tidak memahami simbol Braille matematika membaca dan memahami hasil kerja siswa tunanetra.
“Festival matematika untuk Tunanetra ini adalah inisiatif luar biasa yang menunjukkan bahwa siswa tunanetra memiliki potensi yang sama dalam mempelajari matematika. Dengan pendekatan yang tepat, matematika bisa menjadi pelajaran yang menyenangkan,” ujar Lisda Fitriana Masitoh, salah satu fasilitator yang juga penulis Buku Panduan Strategi Pembelajaran Matematika untuk Peserta Didik Tunanetra, diterbitkan Mitra Netra pada tahun 2019, bersama dengan aplikasi MathMBC, – Mathematic Mitra Netra Braille Converter.
Dan juga, Aria Indrawati pun mengatakan, Ikhtiar mengembangkan metode pembelajaran matematika yang sesuai untuk siswa tunanetra, disertai Buku Panduan dan Aplikasi MathMBC, sejalan dengan perintah Bapak presiden Prabowo Subianto pada menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., untuk memperbaiki dan mengembangkan metode pembelajaran matematika di Indonesia, guna meningkatkan kualitas anak Indonesia di bidang matematika, termasuk siswa tunanetra.
–